Begini penjelasan BMKG penyebab panas terik di Indonesia

Apakah Anda merasakan panas yang menyengat akhir-akhir ini? Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebab fenomena yang saat ini melanda Indonesia.

Seperti dilansir Suara.com, BMKG menyatakan panas terik melanda Indonesia dalam beberapa hari terakhir dan fenomena ini tampaknya disebabkan oleh banyak faktor.
Baca juga

Tautan untuk membaca One Punch Man 166 dan Spolier Tingkat Lanjut pertarungan Saitama vs Garou
TV Digital STB ditengarai jadi alat kampanye Pilkada 2024
Samsung Custom AirDresser Dirilis, Harga Rp 25 Juta
Delapan tim siap bertarung di grand final Super Esport Series Season 2
PUBG Mobile sedang mempertimbangkan untuk merilis Gameplay Vikendi 2.0 untuk Spiderman

Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam siaran persnya, Senin (5 September 2022) mengatakan, Indonesia saat ini memasuki musim kemarau. Maka tak heran jika suhu terasa lebih panas di siang hari.

“Posisi semu Matahari sekarang berada di utara khatulistiwa, menandakan sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau,” kata Guswanto.

Pada musim kemarau, lanjutnya, pertumbuhan awan dan hujan akan sangat berkurang. Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang akan cukup dominan.
Ilustrasi cuaca panas. (pixabay/stux)

“Dominasi cuaca cerah dan awan rendah dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi, sehingga kondisi suhu yang dirasakan masyarakat cukup panas pada siang hari,” lanjutnya.

Sebelumnya, Guswanto juga menegaskan bahwa panas terik di Indonesia akhir-akhir ini bukan akibat gelombang panas. Ia mengatakan, gelombang panas sering terjadi di daerah yang jauh dari garis khatulistiwa, seperti India, Eropa, atau Amerika.
arrow_forward_iosBaca selengkapnya
Didukung oleh GliaStudio

Selain itu, fenomena gelombang panas atau heat wave adalah kondisi udara panas yang berlangsung selama 5 hari atau lebih berturut-turut. Suhu tinggi harian dalam fenomena gelombang panas lebih tinggi dari suhu tinggi rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.

Berdasarkan data pantauan BMKG, suhu maksimum yang tercatat pada 1 hingga 7 Mei 2022 berkisar antara 33 hingga 36,1 derajat Celcius, dengan suhu maksimum tertinggi tercatat di wilayah Tangerang, Banten, dan Kalimarau-Kalimantan Utara.

Sedangkan suhu puncak tertinggi di Indonesia pada April dalam 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang pada 2019, sekitar 38,8 derajat Celcius di Temindung Samarinda pada Mei 2018.

Meski demikian, Guswanto mengimbau masyarakat Indonesia untuk mewaspadai panas terik yang dialami akhir-akhir ini. Fenomena ini diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Mei.

Demikian penjelasan BMKG tentang penyebab panas terik yang melanda Indonesia belakangan ini. (Suara.com/Liberty Jemadu).

Sumber :